Berita

  1. VADS
  2. Berita
  3. Waspadai! 5 Hidden Cost Transformasi Digital yang Bisa Bikin Perusahaan Rugi Diam-Diam

Waspadai! 5 Hidden Cost Transformasi Digital yang Bisa Bikin Perusahaan Rugi Diam-Diam

27 Oktober 2025

Transformasi digital menjanjikan efisiensi, tapi hati-hati! Ada hidden cost tersembunyi yang bisa bikin perusahaan rugi jika tidak diantisipasi sejak awal.

Image of Waspadai! 5 Hidden Cost Transformasi Digital yang Bisa Bikin Perusahaan Rugi Diam-Diam

Hidden cost

Transformasi digital sering kali dianggap sebagai langkah strategis menuju efisiensi, inovasi, dan daya saing yang lebih tinggi. Namun dibalik peluang besar tersebut, ada biaya tersembunyi (hidden cost) yang kadang kala tidak diperhitungkan sejak awal. Jika dibiarkan, hidden cost justru dapat menyebabkan perusahaan menghadapi gangguan operasional dan penurunan produktivitas yang pada akhirnya memicu kerugiaan besar. Agar perusahaan Anda terhindar dari kerugian ini, simak ragam hidden cost yang sering diabaikan berikut ini.  

Ragam Hidden Cost yang Sering Diabaikan 

Hidden cost biasanya dapat dipicu oleh beberapa faktor, seperti regulasi, kesiapan sumber daya manusia, hingga ketergantungan pada satu vendor. Berikut hidden cost yang sering diabaikan oleh perusahaan saat menjalankan proses transformasi digital:

1. Risiko regulasi dan kepatuhan

Setiap langkah digitalisasi harus berjalan seiring dengan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku, terutama yang berkaitan dengan keamanan dan pengelolaan data. Ketika sistem lama tidak lagi mampu memenuhi standar kepatuhan baru, risiko denda, atau sanksi dapat muncul tanpa disadari. 

Selain itu, penggunaan platform digital yang lebih modern dapat membantu perusahaan bekerja lebih transparan, mempercepat proses audit, dan membuat administrasi jadi lebih rapi serta akurat. Sebaliknya, jika pembaruan sistem terus ditunda, risiko terjadinya pelanggaran aturan di masa depan akan semakin besar.

2. Tingkat turnover yang tinggi

Di era digital seperti sekarang, persaingan untuk mendapatkan tenaga kerja berkualitas, terutama di bidang teknologi semakin ketat. Karyawan dengan kemampuan tinggi umumnya lebih tertarik bekerja di perusahaan yang sudah memiliki budaya digital kuat dan sistem kerja modern. Sebaliknya, perusahaan yang belum beradaptasi dengan transformasi digital sering kesulitan menarik dan mempertahankan karyawan terbaik. 

Selain itu, proses perekrutan, pelatihan, hingga penyesuaian karyawan baru juga dapat menjadi tantangan besar. Jika kondisi ini terus berlanjut, tingkat keluar masuk karyawan (turnover) akan meningkat dan pada akhirnya menimbulkan kerugian, baik dari segi waktu, biaya, maupun produktivitas perusahaan.

3. Vendor Lock-In dan biaya lisensi tambahan

Vendor lock-in terjadi ketika perusahaan terlalu bergantung pada satu penyedia layanan karena biaya perpindahan yang terlalu tinggi. Akibatnya, perusahaan kesulitan berkembang karena kemungkinan vendor sudah tidak dapat menyediakan produk atau layanan yang berkualitas dan optimal. 

Selain itu, biaya tambahan dari lisensi baru dari vendor lock in sering kali tidak diperhitungkan sejak awal. Misalnya, penggunaan layanan cloud berbasis langganan dapat meningkat seiring pertumbuhan bisnis, sehingga secara tidak langsung mendorong perusahaan untuk menambah fitur, kapasitas penyimpanan, atau lisensi baru. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menjadi beban finansial yang signifikan bila tidak direncanakan dengan matang.

4. Pemeliharaan dan dukungan berkelanjutan

Transformasi digital bukan proyek jangka pendek, melainkan proyek jangka panjang yang memerlukan pemeliharaan berkelanjutan agar tetap aman, relevan, dan efisien. Misalnya saja pembaruan software, peningkatan keamanan, serta pemantauan sistem yang memerlukan biaya dan sumber daya tambahan. Perusahaan yang gagal memperhitungkan biaya ini berisiko mengalami gangguan sistem, downtime, dan kebocoran data yang berdampak fatal.

5. Gangguan produktivitas saat transisi

Setiap proses perubahan membawa risiko gangguan sementara terhadap produktivitas. Migrasi data, pelatihan karyawan, atau adaptasi terhadap sistem baru dapat menyebabkan penurunan kinerja operasional. Jika tidak direncanakan dengan baik, downtime ini dapat memicu efek domino yang berpengaruh langsung terhadap pendapatan dan kepuasan pelanggan. Karena itu, dibutuhkan strategi mitigasi yang cermat agar transisi digital tidak mengganggu ritme bisnis harian.

Secara keseluruhan, hidden cost dalam transformasi digital dapat muncul dari mana saja, baik dari sisi teknologi, manusia, maupun kontrak kerja sama dengan pihak ketiga. Agar proses digitalisasi berjalan efektif dan efisien, perusahaan perlu membuat rencana jangka panjang yang realistis serta bekerja sama dengan mitra berpengalaman.

Salah satu solusi yang dapat diandalkan adalah bekerja sama dengan PT VADS Indonesia, penyedia layanan teknologi terintegrasi yang berfokus pada efisiensi operasional dan peningkatan pengalaman pelanggan. Dengan dukungan tim ahli dan teknologi terkini, PT  VADS Indonesia membantu bisnis menavigasi tantangan digital sekaligus memastikan setiap investasi digital memberikan hasil yang berkelanjutan.



Bersama melangkah lebih maju untuk masa depan bisnis Anda.

Hubungi kami segera untuk mengetahui bagaimana VADS dapat membantu meningkatkan bisnis Anda.

Saya Tertarik